Al-Arian datang ke Amerika Serikat untuk meraih predikat sarjana di usia tujuh belas. Asli dari Palestina, ia dibesarkan di Mesir dan di antara ratusan ribu orang Palestina yang terusir dan kemudian tanpa negara. Dia menyelesaikan PhD di bidang Computer Engineering.

Dia selalu menyadari identitas Palestinanya dan ia menganggap bahwa itu adalah sebuah warisan yang harus ia jaga. Pada akhir tahun delapan puluhan dan awal sembilan puluhan, Sami mengatur aksi unjuk rasa, konferensi, menerbitkan newsletter dan majalah tentang konflik Palestina. Segala sesuatu yang ia lakukan selalu terbuka.

Namun, meskipun tidak ada bukti, dia dipenjarakan setelah peristiwa 9 / 11 sebagai salah satu kambing hitam Amerika yang ingin menunjukkan kepada rakyatnya bahwa mereka tengah berjuang memerangi “terorisme.”

World Bulletin berbicara banyak dengan Laila Al-Arian, putri Sami, yang juga baru saja merilis buku “Collateral Damage.” Berikut petikannya.

Laila, ceritakan bagaimana semuanya terjadi ……
Continue reading