Category: Cerpen


“KISAH YANG MUNGKIN NYATA”

Seperti biasa saya sehabis pulang kantor tiba di rumah langsung duduk bersantai sambil melepas penat. Sepertinya saya sangat enggan untuk membersihkan diri dan langsung shalat.

Sementara anak2 & istri sedang berkumpul di ruang tengah. Dalam kelelahan tadi, saya disegarkan dengan adanya angin dingin sepoi2 yang menghembus tepat di muka saya.

Selang beberapa lama seorang yang tak tampak mukanya berjubah putih dengan tongkat ditangannya tiba2 sudah berdiri di depanku.

Saya sangat kaget dengan kedatangannya yang tiba2 itu. Sebelum sempat bertanya…. .siapa dia…tiba2 saya m eras a dada saya sesak… sulit untuk bernafas….

namun saya berusaha untuk tetap menghirup udara sebisanya.

Yang saya rasak Continue reading

Saat ini jaman serba susah. Harga BBM naik, turun

UMK jauh di bawah KHL,

Bulan ini dan seterusnya para pekerja tidak bisa lagi memberikan BELANJA

uang untuk istrinya seperti biasanya , (gak cukup , hanya bisa untuk 3 minggu saja) Ia hanya bisa mengirim surat .

Isinya demikian:

Istriku Tercinta,

Maafkan kanda sayang, bulan ini Kanda tidak bisa

mengirimkan uang untuk kebutuhan keluarga di rumah.

Kanda hanya bisa mengirimmu 1000 ciuman.

Paling cinta,

Kanda Panjul

Keesokan harinya kemudian Panjul mendapat surat balasan

dari istri tercintanya:

Kanda Panjul tersayang,

Terima kasih atas pemberian 1000 ciumanmu.

Untuk bulan ini Dinda akan menyampaikan laporan
pengeluaran keluarga :

Tukang minyak bersedia menerima 2 ciuman setiap kali

membeli 5 liter minyak tanah.

Tukang listrik mau dibayar dengan 4 ciuman per

tanggal 10 setiap bulannya.

Pemilik kontrakan rumah mau dibayar cicil dengan

3 x ciuman setiap harinya.

Engkoh pemilik toko bahan makanan tidak mau

dibayar pakai ciuman. Ia maunya dibayar dengan

yang lain.. Ya terpaksa Dinda berikan saja.

Hal yang sama juga Dinda berikan buat kepala sekolah

dan gurunya si Udin yang sudah 3 bulan nunggak

uang sekolah..

Besok Dinda mau ke pegadaian untuk tukerin

200 ciuman dengan uang tunai, karena yang punya

pegadaian sudah bersedia menukarkan

200 ciuman + bayaran lainnya dengan uang 650ribu,

lumayan buat ongkos sebulan.

Keperluan pribadi Dinda bulan ini mencapai 50 ciuman.

Kanda tersayang.. bulan ini Dinda merasa jadi orang

yang paling kaya di kampung, karena sekarang Dinda

memberikan piutang ciuman ke banyak pemuda

di kampung kita dan siap ditukar kapan pun Dinda butuhkan.

Kanda, dari kanda masih tersisa 125 ciuman,

apakah kanda punya ide? Atau saya tabung saja ya?

Paling sayang,

dari Dinda seorang.

…….. Gedubrak!! Panjul pun Pingsan

satu saran untuk yang memiliki istri bahwa seorang istri yang telah di nikahi maka suami memiliki tanggung jawab untuk menafkahkan batin dan moril nya.

semoga cerita ini bermanfaat

Sudah 7 malam dirawat diRS di ruang ICU.
Di saat orang-orang terlelap dalam mimpi malam, dalam dunia roh seorang
malaikat menghampiri si pengusaha yang terbaring tak berdaya.

‘Kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang berdoa buat kesembuhanmu, maka kau
akan hidup.
Dan sebaliknya jika dalam 24 jam jumlah yang aku tetapkan belum terpenuhi,
itu artinya kau akan meninggal dunia!

‘Kalau hanya mencari 50 orang, itu mah gampang…
kata si pengusaha ini dengan yakinnya.

Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan datang 1 jam sebelum batas waktu yang sudah disepakati.

Malaikat kembali mengunjunginya; dengan antusiasnya si pengusaha bertanya,
‘Apakah besok pagi aku sudah pulih?
Pastilah banyak yang berdoa buat aku,
jumlah karyawan yang aku punya lebih dari 2000 orang…
jadi kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa pasti bukan persoalan yang sulit’.

‘Anakku, aku sudah berkeliling mencari suara hati yang berdoa buatmu…
tapi sampai saat ini baru 3 orang yang berdoa buatmu,
sementara waktumu tinggal 60 menit lagi. Rasanya mustahil kalau dalam waktu
dekat ini ada 50 orang yang berdoa buat kesembuhanmu’ ..

Tanpa menunggu reaksi dari si pengusaha,
si malaikat menunjukkan layar besar berupa TV
siapa 3 orang yang berdoa buat kesembuhannya. Di layar itu terlihat wajah
duka dari sang istri….
di sebelahnya ada 2 orang anak kecil…putra putrinya yang
berdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesan air mata di pipimereka’.

Kata Malaikat, ‘Aku akan memberitahukanmu, kenapa Tuhan rindu memberikanmu
kesempatan kedua? Itu karena doa istrimu yang tidak putus-putus berharap akan
kesembuhanmu’

‘Tuhan, aku tahu kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau ayah yang baik!
Aku tahu dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tahu dia tidak jujur dalam bisnisnya, dan kalaupun dia memberikan sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar dihadapanMu. Tapi Tuhan, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau titipkan pada kami, mereka masih membutuhkan
seorang ayah. Hamba tidak mampu membesarkan mereka seorang diri.’

Dan setelah itu istrinya berhenti berkata-kata tapi air matanya semakin deras mengalir di pipinya yang kelihatan tirus karena kurang istirahat’.

Timbul penyesalan bahwa selama ini bahwa dia bukanlah suami yang baik.
Dan ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya.
Malam ini dia baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak
padanya..

Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi, melihat waktu yang
makin sempit semakin menangislah si pengusaha ini, penyesalan yang luar
biasa.
Tapi waktunya sudah terlambat ! Tidak mungkin dalam waktu 10 menit ada yang
berdoa 47 orang !

Dengan setengah bergumam dia bertanya,’Apakah diantara karyawanku, kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa buatku?’

Tapi mereka tidak Tulus.
Bahkan ada yang mensyukuri penyakit yang kau derita saat ini.
Itu semua karena selama ini kamu arogan, egois dan bukanlah atasan yang baik.
Bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak bersalah’.
Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini adalah malam
yang terakhir buat dia. Tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat anak dan si
istri yang setia menjaganya sepanjang malam.

Air matanya tambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung tertidur di kursi
rumah sakit dan si istri yang kelihatan lelah juga tertidur di kursi sambil
memangku si bungsu.

Tiba-tiba si Malaikat berkata,
‘wahai manusia, Tuhan melihat air matamu dan penyesalanmu !!
Kau tidak jadi meninggal, karena ada 47 orang yang berdoa buatmu
tepat jam 24:00’.
Dengan terheran-heran dan tidak percaya, si pengusaha bertanya siapakah yang 47 orang itu. Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan suatu tempat yang pernah dia kunjungi bulan lalu.

‘Benar manusia, kau pernah memberi bantuan bagi mereka beberapa bulan yang
lalu, walau aku tahu tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor luar negeri. ‘
Bukankah itu Panti Asuhan?

Jawab si Malaikat, ‘Ada beberapa yang berdoa buatmu.Melihat peristiwa itu, tanpa terasa, air mata mengalir di pipi pengusaha ini.
Salah seorang anak panti asuhan tersebut membaca di koran kalau seorang
pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU. Setelah melihat gambar di
koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah kamu, pria yang pernah
menolong mereka dan akhirnya anak-anak panti asuhan sepakat berdoa buat
kesembuhanmu. ‘

Doa sangat besar kuasanya.
Tak jarang kita malas.
Tidak punya waktu.
Tidak terbeban untuk berdoa bagi orang lain.

Ketika kita mengingat seorang sahabat lama/keluarga, kita pikir itu hanya kebetulan
saja padahal seharusnya kita berdoa bagi dia. Mungkin saja pada saat kita
mengingatnya dia dalam keadaan butuh dukungan doa dari orang-orang yang
mengasihi dia.

Sebaliknya perbanyaklah berdoa buat orang lain.

Karena pahlawan sejati, bukan dilihat dari kekuatan phisiknya,tapi dari kekuatan hatinya. Katakan ini dengan pelan,

‘Ya TUHAN saya mencintai-MU dan membutuhkan- MU, datang dan terangilah hati
kami sekarang…! !!’. Amien …Disaat kita berdoa bagi orang lain,kita akan mendapatkan kekuatan baru dan kita bisa melihat kemuliaan Tuhan dari peristiwa yang terjadi.

Hindarilah perbuatan menyakiti orang lain…

Suatu ketika seorang manusia diberi kesempatan untuk berkomunikasi dengan Tuhannya dan berkata, “Tuhan ijinkan saya untuk dapat melihat seperti apakah Neraka dan Surga itu”.

Kemudian Tuhan membimbing manusia itu menuju ke dua buah pintu dan kemudian membiarkannya melihat ke dalam.

Di tengah ruangan terdapat sebuah meja bundar yang sangat besar, dan di tengahnya terdapat semangkok sup yang beraroma sangat lezat yang membuat manusia tersebut mengalir air liurnya. Meja tersebut dikelilingi orang-orang yang kurus yang tampak sangat kelaparan.

Orang-orang itu masing-masing memegang sebuah sendok yang terikat pada tangan masing-masing. Sendok tersebut cukup panjang untuk mencapai mangkok di tengah meja dan mengambil sup yang lezat tadi.

Tapi karena sendoknya terlalu panjang, mereka tidak dapat mencapai mulutnya dengan sendok tadi untuk memakan sup yang terambil.

Si Manusia tadi merinding melihat penderitaan dan kesengsaraan yang dilihatnya dalam ruangan itu.

Tuhan berkata, “Kamu sudah melihat NERAKA”

Lalu mereka menuju ke pintu kedua yang ternyata berisi meja beserta sup dan orang-orang yang kondisinya persis sama dengan ruangan di pintu pertama. Perbedaannya, di dalam ruangan ini orang-orang tersebut berbadan sehat dan berisi dan mereka sangat bergembira di keliling meja tersebut.

Melihat keadaan ini si Manusia menjadi bingung dan berkata “Apa yang terjadi ? kenapa di ruangan yang kondisinya sama ini mereka terlihat lebih bergembira ?”

Tuhan kemudian menjelaskan, “Sangat sederhana, yang dibutuhkan hanyalah satu sifat baik”

“Perhatikan bahwa orang-orang ini dengan ikhlas menyuapi orang lain yang dapat dicapainya dengan sendok bergagang panjang, sedangkan di ruangan lain orang-orang yang serakah hanyalah memikirkan kebutuhan dirinya sendiri

Ummu Taqi, seorang ummahat dari Gaza, Palestina diwawancarai oleh Islam Channel beberapa waktu lalu. Setelah wawancara, Ummu Taqi menulis sebuah surat dalam bahasa Arab yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, surat ini ditujukan kepada kaum Muslimin di seluruh dunia. Berikut isi suratnya:

Assalamualaikum,

Saudara dan saudari yang saya sayangi, saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengirimkan pesan dari para muslimah di Gaza. Silakan dengarkan situasi kami dan beritahu semua orang.

Situasi yang kami hadapi sangat mengerikan namun iman kami alhamdulillah kuat, walaupun kami tidak memiliki air, dan jika pun ada air itu tercemar dan kami tidak memiliki uang untuk membeli air mineral. Ketika kami punya uang, para penjual air berkata bahwa terlalu berbahaya bagi mereka sendiri untuk berjalan keluar dan mendapatkan pasokan air yang baru. Kami tidak memiliki gas, dan bahkan sama sekali tidak ada selama empat bulan terakhir. Kami memasak makanan kecil yang kami miliki dalam api yang kami bikin sendiri.

Orang-orang kami telah kehilangan semua pekerjaan mereka. Mereka menghabiskan hari-hari mereka di rumah sekarang. Suami saya seharian hanya pergi dari satu tempat ke tempat lain hanya untuk mencari air. Dia biasanya kembali dengan tangan kosong. Tidak ada sekolah, tidak ada bank, hampir tidak ada rumah sakit yang terbuka. Kami selalu sadar bahwa hidup kami sangat riskan walaupun ada di ruangan apalagi di luar. Mereka (Israel) memberi kami jam malam antara pukul 01.00 sampai dengan- 04:00 dini hari. Pada jam itulah kami boleh keluar, dan Israel berkata “silakan cari pasokan untuk kalian,” tapi itu adalah dusta.

Kami makan nasi dan roti hanya satu kali dalam satu hari. Daging dan susu adalah sebuah kemewahan. Mereka menggunakan bahan kimia di daerah-daerah yang berada di perbatasan.

Kami diberitahu bahwa orang-orang berdemonstrasi di seluruh dunia. Masya Allah. Kenyataan bahwa kalian pergi ke kedutaan besar dan meninggalkan rumah kalian, membuat kami merasa bahwa kami tidak sendirian dalam perjuangan ini.

Tapi kemudian kalian bisa pulang ke rumah dan mengunci pintu kalian. Kami tidak bisa melakukan itu. Saya harus meninggalkan rumah saya di lantai dua setiap malam dan tinggal dengan kakak saya di lantai dasar. Jika ada serangan, dari lantai dasar, kami bisa pergi lebih lebih cepat.

Ya, kami lelah. Ketika kami mendengar roket dan bom dan melihat pesawat yang terbang terlalu dekat dengan gedung kami, saya berteriak dengan anak saya yang masih kecil dan suami saya merasa tak berdaya.

Dalam semua ini tidak ada satu pun selain Allah (swt) yang dapat menyelamatkan kami. Tetapi ummah juga bertanya-tanya dimana tentara, dimana kemenangan itu? Jangan lupakan kami karena kalian semualah yang kami miliki sekarang. Sumbangan kalian sama sekali tidak sampai kepada kami, dan ketika Israel membuka perbatasan, sumbangan itu hanya untuk beberapa gelintir saja. Teruslah beramal karena Allah dan berdoa bahwa kemenangan akan segera datang, insyaAllah.

Wassalam,

BY : Ummu Taqi.

Suamiku tercinta,…..
Betapa indah anugrah dan rahmat yang telah Allah berikan kepada kita….
Terutama nikmat cinta karena-NYA yang makin bersemi di hati kita
Entahlah apa jadinya….
Bila cinta itu menguap perlahan seiring jalannya waktu
Mega proyek dakwah yang tersusun indah takkan pernah terwujud
Mengembun bersama dinginnya daun yang rapuh. Continue reading

Kisah Pedagang

Suatu ketika, ada seorang pedagang kaya yang mempunyai empat orang isteri. Dia mencintai isteri yang keempat dan memberikan harta dan kesenangan yang banyak. Sebab, isteri keempat adalah yang tercantik di antara kesemua isterinya. Maka, tidak hairanlah lelaki ini sering memberikan yang terbaik untuk isteri keempatnya itu.
Continue reading

KISAH POHON APEL

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.

Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. “Ayo ke sini bermain-main lagi denganku,” pinta pohon apel itu. “Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi,” jawab anak lelaki itu. “Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya.” Pohon apel itu menyahut, “Duh, maaf aku pun tak punya uang… tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu.” Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang. “Ayo bermain-main denganku lagi,” kata pohon apel. “Aku tak punya waktu,” jawab anak lelaki itu. “Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?” “Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu,” kata pohon apel. Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih. Continue reading

Kisah Shol’at shubuh

pada suatu hari di pagi hari ada seorang pemuda yang bagun dari tidur nya di pagi-pagi gelap gulita karena mendengar adzan shubuh dan pemuda tersebut bergegas untuk sholat shubuh berjamah di masjid dengan bergegas dia bepakaian, berwudhu dan berjalan menuju masjid.

Di tenggah jalan menuju masjid pemuda itu tersandung sehingga peria tersebut terjatuh dan pakaian nya kotor. pemuda itu bangkit sambil membersihkan bajunya dan pulang kerumah nya untuk mengganti bajunya dengan yang bersih dan berwudhu dan berjalan kembali menuju masjid untuk sholat shubuh berjamah. Dalam perjalanan ke masjid, peria itu terjatuh lagi di tempat yang sama, pemuda itu sekali lagi bangkit dan membersihkan dirinya dan kembali kerumah, Dirumah kembali dia mengganti bajunya, berwudhu dan berjalan menuju masjid.

ditenggah jalan menuju masjid, pemuda itu bertemu dengan pria yang memegang lampu pemuda itu menanyakan identitas pria tersebut, pria tersebut menjawab saya melihat anda terjatuh dua kali dalam perjalanan menuju masjid, jadi saya bawakan lampu untuk menerangi jalan anda, pemuda yang terjatuh tersebut mengucapkan terimakasih kepada pria yang membawakan lampu tersebut dan mereka berdua bersama-sama menuju masjid. Continue reading

Beberapa abad lalu, di masa-masa akhir tabi’in. Di sebuah jalan, di salah satu pinggiran kota Kufah, berjalanlah seorang pemuda. Tiba-tiba dia melihat sebutir apel jatuh dari tangkainya, keluar dari sebidang kebun yang luas. Pemuda itu pun menjulurkan tangannya memungut apel yang nampak segar itu. Dengan tenang, dia memakannya.
Pemuda itu adalah Tsabit. Baru separuh yang digigitnya, kemudian ditelannya, tersentaklah dia. Apel itu bukan miliknya! Bagaimana mungkin dia memakan sesuatu yang bukan miliknya?
Akhirnya pemuda itu menahan separuh sisa apel itu dan pergi mencari penjaga kebun tersebut. Setelah bertemu, dia berkata: “Wahai hamba Allah, saya sudah menghabiskan separuh apel ini. Apakah engkau mau memaafkan saya?”
Penjaga itu menjawab: “Bagaimana saya bisa memaafkanmu, sementara saya bukan pemiliknya. Yang berhak memaafkanmu adalah pemilik kebun apel ini.”
“Di mana pemiliknya?” tanya Tsabit.
“Rumahnya jauh sekitar lima mil dari sini,” kata si penjaga.
Maka berangkatlah pemuda itu menemui pemilik kebun untuk meminta kerelaannya karena dia telah memakan apel milik tuan kebun tersebut.
Akhirnya pemuda itu tiba di depan pintu pemilik kebun. Setelah mengucapkan salam dan dijawab, Tsabit berkata dalam keadaan gelisah dan ketakutan: “Wahai hamba Allah, tahukah anda mengapa saya datang ke sini?”
“Tidak,” kata pemilik kebun.
“Saya datang untuk minta kerelaan anda terhadap separuh apel milik anda yang saya temukan dan saya makan. Inilah yang setengah lagi.”
“Saya tidak akan memaafkanmu, demi Allah. Kecuali kalau engkau menerima syaratku,”katanya.
Tsabit bertanya: “Apa syaratnya, wahai hamba Allah?”
Kata pemilik kebun itu: “Kamu harus menikahi putriku.”
Si pemuda tercengang seraya berkata: “Apa betul ini termasuk syarat? Anda memaafkan saya dan saya menikahi putri anda? Ini anugerah yang besar.”
Pemilik kebun itu melanjutkan: “Kalau kau terima, maka kamu saya maafkan.”
Akhirnya pemuda itu berkata: “Baiklah, saya terima.”
Si pemilik kebun berkata pula: “Supaya saya tidak dianggap menipumu, saya katakan bahwa putriku itu buta, tuli, bisu dan lumpuh tidak mampu berdiri.”
Pemuda itu sekali lagi terperanjat. Namun, apa boleh buat, separuh apel yang ditelannya, kemana akan dia cari gantinya kalau pemiliknya meminta ganti rugi atau menuntut di hadapan Hakim Yang Maha Adil?
“Kalau kau mau, datanglah sesudah ‘Isya agar bisa kau temui istrimu,” kata pemilik kebuntersebut.
Pemuda itu seolah-olah didorong ke tengah kancah pertempuran yang sengit. Dengan berat dia melangkah memasuki kamar istrinya dan memberi salam.
Sekali lagi pemuda itu kaget luar biasa. Tiba-tiba dia mendengar suara merdu yang menjawab salamnya. Seorang wanita berdiri menjabat tangannya. Pemuda itu masih heran kebingungan, kata mertuanya, putrinya adalah gadis buta, tuli, bisu dan lumpuh. Tetapi gadis ini? Siapa gerangan dia?
Akhirnya dia bertanya siapa gadis itu dan mengapa ayahnya mengatakan begitu rupa tentang putrinya.
Istrinya itu balik bertanya: “Apa yang dikatakan ayahku?”
Kata pemuda itu: “Ayahmu mengatakan kamu buta.”
“Demi Allah, dia tidak dusta. Sungguh, saya tidak pernah melihat kepada sesuatu yang dimurkai Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
“Ayahmu mengatakan kamu bisu,” kata pemuda itu. “Ayahku benar, demi Allah. Saya tidak pernah mengucapkan satu kalimat yang membuat Allah Subhanahu wa Ta’ala murka.”
“Dia katakan kamu tuli.”
“Ayah betul. Demi Allah, saya tidak pernah mendengar kecuali semua yang di dalamnya terdapat ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
“Dia katakan kamu lumpuh.”
“Ya. Karena saya tidak pernah melangkahkan kaki saya ini kecuali ke tempat yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
Pemuda itu memandangi wajah istrinya, yang bagaikan purnama. Tak lama dari pernikahan tersebut, lahirlah seorang hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala yang shalih, yang memenuhi dunia dengan ilmu dan ketakwaannya. Bayi tersebut diberi nama Nu’man; Nu’man bin Tsabit Abu Hanifah rahimahullahu.

Demikianlah cara pandang orang-orang shalih terhadap dunia ini.